Dongeng Si Bekantan (Dalam Tiga Bahasa; Bahasa Ibu, Bahasa Nasional, Bahasa Inggris)

Di sebuah hutan nang ada di sebuah pulau yang bangaran Pulau Kambang DONGENG SI BEKANTAN (DALAM TIGA BAHASA; Bahasa Ibu, Bahasa Nasional, Bahasa Inggris)

Dongeng "Si Bekantan" dalam Bahasa Banjar

Di sebuah hutan nang ada di sebuah pulau yang bangaran Pulau Kambang, badiamlah macam-macam binatang, ada warik, ular, dan macam-macam burung. Di huta pulau Kambang ini juga terdapat salah saikung hewan nang kada lain yakni maskot Kalimantan Selatan yaitu warik Bekantan.

Di kesahakan nang kaya tahun-tahun sebelumnya, di hutan pulau Kambang rajin diadakan lomba banaik pohon, selain lomba benaik pohon juga lomba bagantungan dari satu pohon ke pohon yang lainnya.

Seberataan hewan asik mamandirakan menganai lomba tersebut. 
"Kakawanan bolehlah ulun umpat lomba nangitu?" ujar saekong bekantan nang biasa di kiau Tantan.

Saikung warik hirang menyahut; "Kada buleh, ikam makan haja gin sana, awak lamak kaya itu, ikam niscaya tagugur kena, "ujar warik. Tantan Pina Sadih.

Imbah itu kasturi mambisiki Tantan, "Kada usah didangari pandiran warik nang ngitu, mun ikam handak umpat lumba, balatih bujur-bujur, ikam niscaya kawa. kalahkah manangkah nangitu kada panting, nang panting ikam samangat maupati lumba.

Saisukn hingga kamarian si Tantan cangkal balatih manaiki lawan bagantung di pohon Kasturi yang jadi kawannya. Pas rahatan balatih tiba warik pina sumbung mau ucapi tantan. "eee sudah kupadahi kalo ikam kada usah umpat, tatap haja, pancangan kalah jua, awak ikam lamak pang niscaya kaena tagugur" Nang kaya itu pandiran warik mahuluti tantan.

Bekantan bediam haja inyua tarus basumangat balatih kada maherani si warik. Karena munyak kada diherani Tantan, warik bukah bajauh.

Pas berapa hari, imbahnya palumbaan manaiki pohon dimulai. Warik pina percaya diri berkemas-kemas meumpati lumba. kasturi mambari aba-aba, satu... dua... tiga... Wusss... tantan lawan warik pribadi haja badahuluan basumangat manaiki pohon.

Tantan pina laju banar manaiki pohon-pohon nangitu. Timbul maulah warik sarik. Garakannya jadi kacau lawan mulai tatinggal jauh. Malihat Tantan mendahului warik. Warik timbul pusang. Inya kada menyangka tantan kawa manyalipnya Tantan pina nyaman manuntunganakn palumbaan. "Alhamdulillah..!" Umar Tantan basukur.

Laluai warik manyadari kasalahannya. Salamt tantanlah, saya kalah laju lawan ikam, ujar warik pina supan-supan. "Maapkan akulah, rancak menyambati ikam sakalinya ikam lihai banar". "Inggih ikam sudah ku maafkan, jangan diulangi lagilah kaerna, Ujar tantan". Imbah itu tantan lawan warik bakawan akrab. Inya salalu bamainan basamaan lawan kakawanan lainnya.

Papadahan:
Jadilah urang nang sayang lawan kakawanan, hakun mamaafkan, cangkal, katuju manulung mitra jangan kada ingat basyukur lawan Allah. Tumbuhkan rasa percaya diri, selalu bersyukur lawan apa nang dibarii Allah lawan kita.

Sumber : Buku Model Bercerita dengan Bahasa Ibu Untuk menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak usia Dini. Kementrian Pendidika dan Kebudayaan Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini Balai Pengembangan Pendidikan anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kalimantan Selatan tahun 2017.  

* * *

Dongeng "Si Bekantan" dalam Bahasa Indonesia

Disebuah hutan yang ada di sebuah pulau yang berjulukan Pulau Kambang, tinggalah majemuk binatang, ada monyet, ular, dan aneka macam macam burung. Di hutan pulau Kambang ini juga terdapat salah satu hewan yang merupakan maskot Kalimantan Selatan yaitu Monyet Bekantan.

Di kisahkan menyerupai tahun-tahun sebelumnya, di hutan pulau Kambang selalu diadakan lomba memanjat pohon, selain lomba memanjat juga lomba bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lainnya.

Semua hewan asik membicarakan wacana lomba tersebut. 
"Teman-teman bolehkan saya ikut perlombaan tersebut?" kata seekor bekantan yang biasa dipanggil Tantan.

Seekor simpanse hitam menjawab; "Tidak boleh, sebaiknya kau makan saja sana, tubuh gendut begitu, kau niscaya tidak sanggup memanjat dan bergelantungan, kau niscaya akan jatuh," begitu kata monyet. Tantan menjadi sedih. 

Lalu sebuah pohon Kasturi berbisik, "Tantan tidak usah didengar perkataan simpanse tadi ya, jikalau mau ikut lomba, berlatih ya!! kau niscaya sanggup ! Kalau atau menang itu tidak penting, semangatmu untuk ikut lomba itu sangat penting."

Pagi dan sore Tantan memacu semangatnya untuk berlatih memanjat dan bergelantungan di pohon Kasturi sahabatnya. Sedang asyik berlatih datanglah monyet, dengan sombong kemudian berkata, "Eee sudah kubilang tidak usah ikut, malah nekat, kau niscaya kalah, sebab badanmu gendut niscaya kau jatuh" begitu ejek simpanse kepada Tantan.

Bekantan hanya membisu saja mendengar usikan monyet, ia terus saja berlatih dengan ulet dan penuh semangat, sebab kesal tidak dipedulikan, simpanse pun pergi menjauh.

Beberapa hari kemudian, perlombaan memanjat pohon dilaksanakan. Monyet dengan percaya diri berkemas-kemas untuk mengikuti perlombaan. Pohon Kasturi memberi aba-aba, "Satu..dua.. tiga....!"
Wuss..wuss..Tantan dan Monyet pribadi memanjat pohon dengan semangat.

Awalnya Tantan dan Monyet terlihat sama-sama cepat, mereka hampir bersamaan memanjat pohon, tetapi lama kelamaan Tantan terlihat semakin cepat memanjat pohon, dan simpanse mulai tertinggal ia pun menjadi panik melihat itu. Gerakannya telihat menjadi kacau dan semakin tertinggal jauh. Monyet kaget dan tidak menyangka jikalau Tantan sanggup memanjat pohon secepat itu, menciptakan konsentrasinya jadi buyar seketika. Akhirnya Tantan dengan gampang menyelesaikannya perlombaannya dan menjadi pemenang. "Alhamdulillah ...!" kata Tantan penuh rasa sukur dan bahagia.

Akhirnya simpanse menyadari kesalahannya. "Selamat ya Tantan, kau kalah cepat darimu" kata simpanse dengan malu-malu. "Maafkan saya juga ya, selama ini selalu mengejek kamu, ternyata kau juga berakal memanjat dengan cepat." Lalu tantan menjawab, "Iya sudah saya maafkan kok, tapi jangan diulangi lagi ya." Sejak dikala itu tantan dan simpanse menjadi sahabat yang baik... mereka kemudian bermain bersama dengan teman-teman lainnya. 

Pesan moral:
Jadilah anak yang sayang teman, mau memaafkan, senang menolong, pantang mengalah dan tanamkan perilaku percaya diri. Dan selalu mensyukuri apa yang telah diberikan Allah kepada kita.

Sumber : Buku Model Bercerita dengan Bahasa Ibu Untuk menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak usia Dini. Kementrian Pendidika dan Kebudayaan Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini Balai Pengembangan Pendidikan anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kalimantan Selatan tahun 2017.  

* * *

The Tale of "Bekantan" in Bahasa Indonesia

In a forest on an island called Kambang Island, there are a variety of animals, monkeys, snakes, and various birds. In the forests of Kambang island there is also one of the animals that are the mascot of South Kalimantan is the Monkey Bekantan.

Separated as in previous years, in the forests of Kambang island always held a tree climbing competition, in addition to climbing competitions also race from one tree to another.

All the cool animals talk about the race.
"Friends can I join the race?" said a proboscis, commonly called Tantan.

A black monkey replied; "No, you should just eat there, fat body, you can not climb and hang up, you'll fall," said the monkey. Tantan became sad.

Then a Kasturi tree whispered, "Tantan do not have to listen to the words of the monkey, yes, if you want to join the race, practice ya !! you can! If or win is not important, your spirit to join the race is very important.

Morning and afternoon Tantan spurred his spirit to practice climbing and hanging on his friend Kasturi's tree. Being so engrossed in pembinaan came a monkey, arrogantly and said, "Eee I told you do not have to come, even desperate, you must lose, because your body is fat you must fall" so mocked monkey to Tantan.

Proboscis just silent to hear the ridicule of monkeys, he continues to practice with eager and vigorous, because irritated not to be cared for, monkeys went away.

A few days later, a tree-climbing race was held. Monkeys confidently get ready for the race. The Kasturi tree gave the order, "One .. two .. three ...!"
Wuss..wuss..Tantan and Monkey directly climb trees with passion.

Initially Tantan and Monkey looked equally fast, they almost climbed trees simultaneously, but over time Tantan seen faster climbing trees, and monkeys began to fall behind he was panicked to see it. His movements seem to be chaotic and getting left behind. The monkey was startled and did not think Tantan could climb the tree that fast, making his concentration so instantaneous. Finally Tantan easily finish the race and become a winner. "Alhamdulillah ...!" Tantan said gratefully and happily.

Finally the monkey realized his mistake. "Congratulations ya Tantan, you lost quickly from you" said the monkey shyly. "I'm sorry, too, so long as you always taunted you, you're also good at climbing fast." Then tantan replied, "Yes I already forgive, but do not repeat it again yes." From then on tantan and monkey became good friends ... they then played together with other friends.


Moral message:
Be a dear child friend, forgive, happy to help, never give up and cultivate confidence. And always be grateful for what God has given us.

Source: Storytelling Model Book with Mother Language To stimulate Early Childhood Language Development. Ministry of Education and Culture Directorate of Early Childhood Development Center for Early Childhood Education and Community Education South Kalimantan 2017.

* * *
Buat lebih berguna, kongsi:
close